Cara Hidup Sehat
Oleh : H.Thalibin Umar ;
Pemerhati sosial kemasyarakatan
Pada bulan
Maret tahun 2011 yang lalu, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan, melalui Kepala Seksi Pemberdayaan Kesehatan
Masyarakat, Hj. Mariani, telah melaporkan kesimpulan hasil Survey tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kota Banjarmasin. Hasilnya sungguh
mengajutkan, bahwa hasil survey membuktikan .warga masyarakat kota Banjarmasin
hanya 18,75 persen yang mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat, ini
artinya dari jumlah penduduk kota Banjarmasin sebesar 625.481 jiwa (data BPS
tahun 2010) hanya ada 117.278 jiwa yang melakukan perilaku hidup bersih dan
sehat. Angka ini sungguh sangat mengejutkan, karena menunjukkan sebuah angka
sangat rendahnya kepedulian dan perhatian masyarakat warga kota Banjarmasin
terhadap kebersihan dan kesdhatan. Ini sangat ironis, pulahal dikota
Banjarmasin ini kumpulan orang-orang pintar, banyak perguruan tinggi, banyak
ulama-ulama dan organisasi masa serta banyak majelis ta'lim dan lainnya yang
mestinya punya perhatian dan kepedulian terhadap masalah kebersihan dan
kesehatan ini.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)-yang disurvey itu pada praktek idealnya meliputi
13 perilaku, yaitu ; Mandi dua kali sehari disertai sabun mandi, menggusuk gigi
sehabis makan dan menjelang tidur disertai pasta gigi, buang air besar di WC
tidak disungai, mencuci tangan sehabis buang air dan sebelum makan dengan
sabun, membuang sampah ditempat sampah/tidak sebarangan, mengganti pakaian
sehari sekali dan pakaian tidak terlalu sempit, mencuci pakaian dengan sabun
cuci, memotong kuku setiap minggu, mencuci rambut minimal dua kali seminggu,
jangan pinjam meminjam pakaian/perlengkapan pribadi (sikat gigi, handuk, pisau cukur
dll), tidur dengan waktu yang ciikup, berolah raga teratur, dan ketiga belasnya
adalah makan makanan halal dan thaib (bergizi).
Menyikapi
laporan dari Dinas Kesehatan tersebut, maka pada tanggal 7 Maret 2011 yang lalu
Harian Pagi Surat Kabar Banjarmasin Post menurunkan ulasan pada kolom TAJUKnya
dengan judul " Sangat Susah Hidup Bersih". Dalam ulasannya
menyebutkan bahwa rendahnya angka hasil survey tersebut yaitu 18,75 persen
warga kota yang berperilaku hidup bersih dan sehat, ini sangat memprihatinkan,
karena warga masyarakat Banjarmasin yang tinggal dan hidup diperkotaan,
berpendidikan dan punya pengetahuan lebih dibanding warga daerah lain dan
terkenal religius, justru perilaku hidupnya minim sekali terhadap kebersihan
dan kesehatan. Hal ini juga menjadi relevan apa yang pernah dilontarkan oleh
M.Yusuf Kalla, waktu masih menjabat wakil Presiden saat berkunjung ke
Banjarmasin, mengatakan bahwa Banjarmasin termasuk kota terkotor. Dan predikat
kota terkotor itu juga pernah disandang oleh Banjarmasin berkali-kali. ( kotor
dalam artian banyaknya sampah berserakan dimana-mana dan ganangan air
dijalan-jalan serta bau tidak sedap).
Lebih
ironis lagi bila dikaitkan dengan kondisi masyarakat kota Banjarmasin
yang mayoritas muslim dan religius itu, karena agama Islam menempatkan
masalah kebersihan sesuai hal yang pokok dan terkait dengan persoalan iman,
seperti yang telah dinyatakan oleh Rasulullah SAW dalam Hadist beliau yang
diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan Imam Bukhari, yaitu " Annazhafatu
mina) Iman, dan Atthahuru Syathrul Iman ". Artinya kebersihan itu
bagian dari iman. Hadist ini semestinya menjadi pegangan dan sandaran bagi
warga kota Banjarmasin untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Hadist ini
telah disampaikan oleh Rasulullah sejak lebih dari 14 abad yang silam dengan
tujuan agar kaum muslimin hidup dengan bersih dan sehat dan peduli dengan
kebersihan, baik bersih secara lahiriyah seperti anggota badan,
pakaian maupun lingkungan, maupun bersih bathiniyah, karena didalam
melaksanakan ibadah (shalat) kalau anggota tubuh, pakaian serta
tempat/lingkungan tidak bersih, maka ibadah shalatnya'tidak diterima disisi
Allah SWT, bersih adalah terma suk salah satu syarat sahnya shalat.
Memperhatikan
betapa pentingnya arti kehersihan bagi manusiasterutama bagi kaum muslimin,
Hadist pendek tersebut juga sering kita dengar disampaikan oleh para ustadz dan
para da'i diberbagai tempat dan kesempatan, bahkan juga tidak jarang kita temui
tulisan kalimat hadist tersebut ditempat-tempat tertentu sebagai peringatan dan
himbauan kepada masyarakat agar menjaga dan memelihara kebersihan,
"Jagalah/peliharalah kebersihan, kebersihan bagian dari iman", namun
tidak dijelaskan secara detil apa yang dimaksud kebersihan dan kesehatan yang
perlu dijaga dan dipelihara itu, dan sepertinya hanya terfokus kepada mas-alah
sampah
saja, padahal masalah kebersihan dan kesehatan itu banyak hal yang
mesti dijelaskan kepada masyarakat, seperti yang digambarkan 13 cara diatas.
Hal ini yang terasa sangat kurang diperhatikan oleh para pengembil keputusan
dan pemangku kebijakan. Termasuk oleh para da'i dan ulama dan lain sebagainya
di daeerah kita ini.
Permasalahannya
mengapa warga masyarakat kota Banjarmasin perilakunya terhadap kebersihan dan
kesehatan sangat minim, dan sulitkah mempraktekkan perilaku hidup bersih dan
sehat itu seperti yang digambarkan dengan 13 cara tersebut.
Kalau kita
cermati terkait dengan minimnya perilaku warga masyarakat Banjarmasin terhadap
kebersihan dan kesehatan seperti yang dilaporkan oleh Dinas Kesehatan itu, hal
ini kemungkinan disebabkan disamping kebiasaan hidup warga masyarakat yang
sudah sejak lama terbiasa hidup dipinggiran dan ditepi sungai yang inginnya
serba mudah dan cepat didalam menyikapi masalah kebersihan dan kesehatan,
terutama sampah-sampah dan mandi serta buang air, tidak peduli dengan akibat
dari perilaku yang tidak sehat itu, sehingga sampah dan kotoran apapun dilempar
dibuang seenaknya saja, temasuk mandi, buang air dan cuci tangan disungai.
Disamping juga kurangnya perhatian yang serius dari instansi terkait, terutama
didalam pengadaan dan penyediaan tempat-tempat (tong) sampah, serta ditambah
lagi dengan minimnya penyuluhan terkait dengan masalah kebersihan dan kesehatan
secara menyeluruh dan rinci, termasuk penyuluhan dari para ustadz, para da'i,
para ulama dan para penyuluh lapangan lainnya.
Kemungkinan
sebab lain juga barangkali sebagian masyarakat warga kota keliru memahami
kontek dari Hadist Rasul tersebut, mereka mengira bahwa maksud Hadist tersebut
terkait dengan perilaku bersih atau syuci secara bathiniyah rohanif tidak ria,
tidak sombong, tidak dendam, tidak iri dengki, tidak pemarah, tidak menggibah
dan lain sebagainya hingga tidak peduli dengan masalah kebersihan dan kesehatan
lingkungan.
Terkait
dengan permasalahan kondisi kebersihan dan kesehatan Banjarmasin yang dinilai
masih minim perhatian dan kepedulian untuk meningkatkan hal itu solusinya tentu
tidak mungkin hanya diserahkan kepada Dinas terkait saja, tetapi dibutuhkan
perhatian dan kepedulian bersama
seluruh lapisan warga masyarakat kota. Pihak pemerintah kota dan dinas terkait
mesti bena-benar
punya
komitmen yang kuat untuk menanggulangi masalah kebersihan dan kesehatan ini
dengan upaya yang lebih nyata dan berkesinambungan dan mengarahkan potensi yang
ada secara serius. Pihak para ulama/ para da’i juga supaya lebih gencar
mendakwahkan masalah kebersihan dan kesehatan diberbagai tempat dan kesempatan
seperti lewat khotbah jumat dan majlis ta'alim. Para penyuluh lapangan
kesehatan dan KB, serta penyuluh agama mesti lebih fokus juga melakukan
penyuluhan terkait masalah kebersihan dan kesehatan ini, karena mereka langsung
berhadapan setiap saat dengan masyarakat. Para pengusaha,pedagang juga mesti
berpatisipasi aktif mendukung dan ikut mempasilitasi kegiatan terkait dengan
masalah kebersihan dan kesehatan, termasuk juga media massa. Dan yang tidak
kalah penting adalah masyarakat warga kota sendiri mesti meningkatkan kesadaran
dan kepeduliannya terhadap kebersihan dan kesehatan dan berusaha memahami pentingnya
arti kebersihan dan kesehatan seperti yang digambarkan denga 13 cara tersebut,
karena semua itu tidaklah sulit untuk dipraktekkan demi kebaikan diri keluarga
dan masyarakat secara keseluruhan. Kalau semua komponen masyarakat sudah peduli
dan perhatian kepada masalah kebersihan dan kesehatan dikota Banjamasin yang
kita cintai ini, maka Adipura Insya Allah dapat diraih kembali. Wallu
a'lamu bissawab.
sumber:http://kalsel.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=409&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897